KONSEP AKHLAK, ETIKA, MORAL DALAM PANDANGAN ISLAM

      Agama Islam mengatur berbagai aspek dalam kehidupan, antara lain:akhlak, etika, moral dan lain-lain. Semua tercantum dalam qur’an dan hadist. Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergaulan, kita mampu menilai perilaku seseorang, apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku. Akhlak, moral, dan etika masingmasing individu berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal tiap-tiap individu. 

        Di era kemajuan IPTEK seperti saat ini, sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlak, moral, dan etika seseorang. Kita amati perkembangan perilaku seseorang pada saat ini sudah jauh dari ajaran Islam, sehingga banyak kejadian masyarakat saat ini yang cenderung mengarah pada perilaku yang kurang baik. Di era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam.Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, mereka bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedoman dalam hidup. Karena pada kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang etika,moral, dan akhlak. Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada disekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan. 

            Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia. Berdasarkan uraian di atas, maka kami bermaksud menyusun makalah ini dengan alasan ingin mengetahuai lebih jauh lagi apa perbedaan antara akhlak, etika dan moral serta ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara akhlak, etika dan moral dan dalil apakah yang membahas lebih jelas lagi mengenai akhlak.

1.PENGERTIAN AKHLAK

        Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut lughat berarti budi pekerti atau perangai, tingkah laku atau tabi’at. Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai atau tingkah laku dan tabiaat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa. Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa manusia dimana timbul perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan berulangulang hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa mengarah pada perbuatan yang baik atau buruk. 

        Adapun menurut Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Sedangkan menurut para ahli dasar akhlak itu adalah adat kebiasaan, yang harus dinilai dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur an dan Sunah‟ Rasul kalau sesuai dikembangkan kalau tidak harus ditinggalkan. Sedangkan tujuan dari akhlak itu sendiri adalah menanam tumbuhkan rasa keimanan yang kuat, menanam kembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal soleh, dan akhlak yang mulia. Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah dan sekitar sebagai anugrah Allah SWT kepada manusia.

    Ciri-ciri akhlak mengandung unsur-unsur berikut : 

(1) baik dan ikhtiari, maksudnya sikap dan perilaku yang baik itu merupakan hasil usaha yang sungguh-sungguh; 

(2) benar, maksudnya sikap dan perbuatan yang baik itu dilakukan semata-mata sebagai ketaatan kepada Allah dengan mengikuti petunjuk dan teladan Rasulullah;

 (3) ikhlash, maksudnya perbuatan dan kebaikan itu dilakukan karena Allah semata, bukan karena parih dunia ataupun pamrih akhirat; 

 (4) istiqomah, atau ajeg dan tetap, maksudnya sikap dan perbuatan yang baik itu dilakukan secara terus-menerus dalam situasi dan kondisi apa pun dan bagaimana pun.

2.PENGERTIAN ETIKA

        Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk.7 Pengertian ini menunjukan bahwa, etika ialah teori tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik dan buruknya, yang juga merupakan pada inti sari atau sifat dasar manusia: baik dan buruk manusia. 

        Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (284-322 SM) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, kita membatasi diri pada asal-usul kata ini, maka “etika” berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dalam arti lain merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. 

        Dengan adanya etika pergaulan dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya. Kemudian, terkait dengan terminologi etika. Terdapat istilah lain yang identik dengan kata ini, yaitu: “Susila” (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Etika pada dasarnya mengamati realitas moral secara kritis, dan etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma dan pandangan-pandangan moral secara kritis. etika lebih kepada mengapa untuk melakukan sesuatu itu harus menggunakan cara tersebut.

         Etika juga berhubungan dengan soal baik atau buruk, benar atau salah. Etika adalah jiwa atau semangat yang menyertai suatu tindakan. Dengan demikian etika dilakukan oleh seorang untuk perlakuan yang baik agar tidak menimbulkan keresahan dan orang lain menganggap bahwa tindakan tersebut memang memenuhi landasan etika. Baik dan buruk berhubungan dengan kemanusiaan dan sering dikaitkan dengan perasaan dan tujuan seseorang, tidak berlaku umum dan merata. Seseorang yang menganggap suatu perbuatan itu baik, belum tentu dianggap baik pula oleh orang lain, tergantung pada kebiasaan yang dipakai oleh tiap-tiap kelompok. 

        Meskipun demikian, etika berlainan dengan adat, karena adat hanya memandang lahir, melihat tindakan yang di lakukan, sementara etika lebih memperhatikan hati dan jiwa orang yang melakukan dengan maksud apa dilakukan. Dari beberapa pernyatan tentang etika, dapat disimpulkan bahwa, secara umum asal-mula etika berasal dari filsafat tentang situasi atau kondisi ideal yang harus dimiliki atau dicapai manusia. Etika juga suatu ilmu yang membahas baik dana buruk dan teori tetang moral. Selain itu, teori etika berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan pendapat tentang bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkah laku di masyarakat.

    Macam-Macam Etika 

1) Etika deskriptif Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. 

2) Etika Normatif Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari. Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket memandang manusia dipandang dari segi lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh. Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

3,PENGERTIAN MORAL 

        Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos (tunggal), mores (jamak), dan kata moralis bentuk jamak mores memlliki makna kebiasaan, kelakuan, kesusilaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moral berarti mempunyai dua makna. Pertama, ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; dan kedua, kondisi mental seseorang yang membuat seseorang melakukan suatu perbuatan atau isi hati/keadaan perasaan yang terungkap melalui perbuatan. 

        Istilah lain yang sama dengan moral adalah etika dan akhlak. Etika berasal dari kata ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang berarti kebiasaan, kelakuan.Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq, jamak dari khuluqun, menurut lughot diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.

         Dalam bahasa Indonesia, budi pekerti merupakan kata majemuk, berasal dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar atau yang menyadarkan, atau alat kesadaran. Sedangkan pekerti memiliki arti kelakuan. Istilah Moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya intelegensia, kecerdikan dan kepandaian. Kata moral atau akhlak digunakan untuk menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai kehidupan.

        Meskipun nilai moral biasanya menumpang pada nila-nilai lain, namun nilai moral merupakan nilai tertinggi yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 

a. Berkaitan dengan Tanggung Jawab Manusia. 

b. Berkaitan dengan Hati Nurani. 

c. Mewajibkan. 

d. Bersifat Formal. 

        Semua ciri-ciri nilai moral diatas sesuai dengan teori akhlak yang terdiri dari lima pokok, yaitu hati nurani akhlak (moral conscience), paksaan akhlak (moral obligation), tanggung jawab akhlak (moral responbility), dan ganjaran akhlak (moral reward) (Pratiwi, 2012:15). Nilai moral yang menjadi rujukan cara berperilaku lahiriah dan rohaniah manusia muslim ialah nilai dan moralitas yang diajarkan oleh agama Islam sebagai wahyu Allah, yang diturunkan kepada utusanNya yaitu Nabi Muhammad SAW (Arifin, 2003: 126). 

Secara garis besar ada 2 hal yang mempengaruhi moral: 

- Faktor Orang Tua 

Seorang anak menjadikan orang tua maupun orang dewasa lainnya sebagai model/contoh ynag melatih mereka langsung mengenai moral 

- Faktor Lingkungan 

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan moral seseorang, karena di dalamnya terdapat unsur adaptasi dan pembentuksn atau perubahan tingkah laku menyesuaikan lingkungan dia berada.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN AKHLAK,ETIKA,DAN MORAL 

        Pengertian etika dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,Ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya yaitu Ki Hajar Dewantara menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.

        Sedangkan kata “moral” secara etimologi berasal dari bahasa latin, “mores” yaitu jamak dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral secara terminologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik atau buruk. 

        Pengertian moral, juga kita dapat menjumpainya dalam buku The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English. Secara singkat buku ini mengemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut: 1) Prinsip-parinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. 

2) Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah. 

3) Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik. 

        Mengenai moral dan etika ada pendapat lain yang menjelaskan bahwa hal itu merupakan dua hal yang berbeda, dikatakan bahwa etika berkaitan dengan kelakuan manusia, atau dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu kritis yang mempertanyakan dasar rasionalitas sistem-sistem moralitas yang ada. Dengan kata lain etika akan bertanya mengapa ajaran moral ini boleh dan ini tidak boleh, apa dasar yang harus saya ikuti. Sedangkan moralitas adalah sistem nilai mengenai bagaimana manusia harus hidup secara baik sebagai manusia.

        Secara bersamaan sering dijumpai penggunaan istilah moral, akhlak dan etika. Moral, akhlak dan etika sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaanya terletak pada tolak ukurnya masing-masing. Akhlak menilai perbuatan manusia dengan tolak ukur Al Qur’an dan Sunnah, etika menilai perbuatana manusia dengan pertimbangan akal pikiran, dan moral dengan adat kebiasaan yang umum berlaku dimasyarakat (Asmaran, 1992: 9) . 

        Ada beberapa persamaan antara moral dan akhlak yaitu: Pertama, samasama mengaju kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaan sebaliknya semakin rendah kualitas moral akhlak, seseorang atau kelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaanya. Ketiga, akhlak adalah istilah lain dari kata moral yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah. 

        Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, bersumber dari ajaran Allah. Sifat-sifat mulia akan membentuk karakter yang mulia karena semua itu adalah bagian dari nilai-nilai moral yang tinggi (Nurdin, 2009: 243). Dengan demikian, nilai moral dapat diartikan sama saja dengan nilai akhlak, manakala sumber ataupun produk budaya sesuai dengan prinsipprinsip akhlak. 

        Akan tetapi, moral bisa juga bertentangan dengan akhlak manakala produk budaya itu menyimpang dari fitra agama Islam. Perbuatan atau perilaku baik buruk seseorang berasal dari akhlak yang dimiliki orang tersebut. Jika seseorang memiliki akhlak yang baik, maka moral orang tersebut akan baik. Sehingga moral dapat disebut juga akhlak karena sama-sama tentang baik buruk perilaku yang terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 

        Maududi membagi moral menjadi dua macam, yaitu: moral religius dan moral sekuler. Moral religius mengacu kepada agama sebagai sumber ajarannya, sedangkan moral sekuler bersumber pada ideologiideologi non agama. Istilah moral senantiasa mengacu pada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia (Tafsir, et al, 2002:12). Pembicaraan tentang moral menyangkut bidang kehidupan manusia dilihat dari baik buruknya perbuatannya. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur menetapkan betul-salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu (Suseno, 1987:19). 

        Berbeda dengan norma sopan santun yang bersifat lahiriah dan norma hukum yang bersifat mengikat dan pelakunya dapat dikenakan sanksi hukum jika melanggarnya, norma moral merupakan tolak ukur yang dipakai untuk mengukur kebaikan seseorang. 


DAFTAR PUSTAKA

 Ahmad, Mudhor. 1993. Etika dalam Islam. Mataram: Al-Ikhlas. Association for Supervision and Curriculum Developement. 1998. Moral Education in The Life of School. ASCD Panel on Moral. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fatihah, Siti. (2019). Konsep Etika Dalam Dakwah. Jurnal Ilmu Dakwah. 38. 241. 10.21580/jid.v38.2.3886. Haryo Kunto Wibisono, Linda Novi Trianta, Sri Widagdo, “Dimension of Pancasila Ethic in Bureaucracy: Discourse of Governance,” Jurnal Fokus Vol. 12, No. 7 2015. http://digilib.uinsby.ac.id/4043/3/Bab%202.pdf http://eprints.walisongo.ac.id/5681/2/BAB%201-5.pdf https://ichsanwebblog.wordpress.com/2014/11/20/makalah-pendidikan-agamaislam-etika-moral-dan-akhlak/ http://jurnal.pnl.ac.id/wpcontent/plugins/Flutter/files_flutter/1366010522EtikaMoraldanAkhlak_Jur nalLenteraLPPMAlmuslimBireu.pdf https://osf.io/udk9h/download/?format=pdf http://repository.uinsu.ac.id/4628/4/BAB%20II.pdf https://www.academia.edu/33554560/MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKH LAK_Di_ajukan_untuk_memenuhi_tugas_pendidikan_agama_islam Ilyas, Yunahar. 2000. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI. Ja’kub, Hamzah. 1978. Etika Islam. Jakarta: Publicita. Mastuhu. 1999. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Marno dan M.Idris, 2014, Strategi,Metode, dan Tekhnik Mengajar: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 39 Mawardi, Al, MS, Etika, Moral dan Akhlak/ Akhlak, Ethic and Moral (Aceh: Politeknik Negeri Lhokseumawe),

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERNYATA SEPERTI INI PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM

ISLAM DAN GLOBALISASI